Pada artikel ini kita akan mempelajari cara backup dengan rsync di linux ubuntu, centos, dan gentoo. Mencadangkan file secara berkala adalah salah satu aspek terpenting dalam mengelola server. Sobat server pasti ingin memastikan bahwa data yang ada di server selalu terlindungi, dan metode pencadangan yang efektif dapat mengurangi risiko kehilangan data yang berharga.Dalam hal ini, rsync adalah salah satu alat yang sangat bermanfaat untuk tugas tersebut. rsync memungkinkan sobat server untuk mencadangkan file dengan efisien, karena ia hanya akan mengunduh file yang telah berubah, menghemat waktu dan bandwidth yang dibutuhkan.
Instalasi rsync
Kebanyakan distribusi Linux modern sudah menyertakan rsync secara default. Namun, jika sobat server menggunakan sistem yang tidak memiliki rsync terinstal, pemasangannya cukup sederhana. Sobat server dapat menggunakan pengelola paket yang tersedia di sistem operasi Linux untuk menginstal rsync. Berikut adalah beberapa perintah instalasi untuk berbagai distribusi:
- Untuk Ubuntu:
sudo apt install rsync
- Untuk Gentoo:
sudo emerge rsync
- Untuk CentOS:
sudo yum install rsync
Dengan menggunakan perintah-perintah di atas, sobat server dapat memastikan bahwa rsync siap digunakan untuk mencadangkan file di server.
Menggunakan SSH dengan rsync
Keamanan adalah hal yang sangat penting dalam proses pencadangan file, terutama ketika transfer data dilakukan antara server yang berbeda. Untuk menjaga keamanan file selama transfer, sangat disarankan agar sobat server menggunakan enkripsi, seperti protokol SSH (Secure Shell). Ini akan memastikan bahwa file dan informasi yang dikirimkan melalui jaringan tetap aman dan tidak mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
Contoh di bawah ini menunjukkan cara menggunakan SSH dengan rsync untuk mencadangkan file dari satu server ke server lain. Dengan demikian, data sobat server tetap terenkripsi dan aman selama proses transfer:
rsync -e 'ssh -p 30000' -avlP --delete --stats demo@123.45.67.890:/home/demo /backup
Mari kita bedah satu per satu elemen dari perintah ini:
- -e ‘ssh -p 30000’: Opsi ini memastikan bahwa rsync menggunakan protokol SSH pada port 30000, sehingga transfer file aman.
- -avl: Ini adalah kombinasi dari beberapa opsi:
- -a (archive): Opsi ini membuat salinan arsip file, menjaga izin, tanggal modifikasi, dan atribut lainnya.
- -v (verbose): Menampilkan lebih banyak informasi tentang apa yang sedang dilakukan oleh rsync. Semakin banyak
-v
yang ditambahkan (misalnya,-vv
atau-vvv
), semakin detail informasi yang diberikan. - -l (links): Mempertahankan tautan simbolik atau symlink, sehingga symlink dari server asal juga akan ada di server tujuan.
- -P: Menunjukkan kemajuan dari setiap transfer file yang sedang berlangsung, membantu sobat server untuk memantau proses transfer secara real-time.
- –delete: Opsi ini akan menghapus file dari direktori tujuan jika file tersebut telah dihapus dari direktori asal. Ini penting untuk menjaga agar cadangan tetap terorganisir dan tidak memakan terlalu banyak ruang dengan file-file yang sudah tidak diperlukan.
- –stats: Memberikan statistik lebih lanjut tentang status transfer file, yang berguna untuk menganalisis seberapa banyak data yang telah ditransfer dan seberapa cepat proses berlangsung.
Pemahaman Direktori Sumber dan Tujuan
Dalam contoh perintah di atas, sobat server mungkin memperhatikan bahwa direktori sumber yang dicadangkan adalah /home/demo
, sedangkan direktori tujuan adalah /backup/
. Perlu diperhatikan bahwa rsync membedakan antara direktori dengan dan tanpa garis miring di akhir. Jika sobat server menambahkan garis miring (/home/demo/
), rsync hanya akan menyalin konten di dalam direktori tersebut, tanpa mereplikasi direktori itu sendiri. Jika garis miring dihilangkan (/home/demo
), rsync akan menyalin seluruh direktori, termasuk struktur direktori di dalamnya.
Sebagai contoh, jika sobat server ingin mencadangkan hanya isi dari direktori /home/demo
ke direktori /backup
, pastikan untuk menambahkan garis miring setelah /home/demo/
. Namun, jika sobat server ingin menyalin seluruh struktur direktori /home/demo
ke server tujuan, hilangkan garis miring tersebut.
Menjalankan rsync untuk Pencadangan
Ketika sobat server menjalankan rsync untuk pertama kalinya, semua file di direktori sumber akan ditransfer ke server tujuan. Ini mungkin memakan waktu tergantung pada jumlah dan ukuran file yang dicadangkan. Namun, keuntungan besar menggunakan rsync adalah bahwa dalam pencadangan berikutnya, hanya file yang telah berubah sejak pencadangan terakhir yang akan disalin.
Berikut adalah contoh keluaran dari perintah rsync saat dijalankan:
receiving file list ...
31345 files to consider
./
tuning-primer.sh
42596 100% 533.30kB/s 0:00:00 (xfer#2, to-check=31331/31345)
bin/
bin/Backup
618 100% 7.74kB/s 0:00:00 (xfer#3, to-check=31310/31345)
Pada output ini, rsync menerima daftar berkas yang akan dicadangkan dan kemudian mulai mentransfer file satu per satu. Karena ini adalah pencadangan pertama, semua file akan dicadangkan. Namun, pada pencadangan berikutnya, hanya file yang mengalami perubahan sejak pencadangan terakhir yang akan ditransfer.
Kesimpulan
rsync adalah alat yang sangat berguna dan efisien untuk mencadangkan file di server. Dengan kemampuannya untuk hanya mencadangkan file yang berubah, rsync tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga mengurangi penggunaan bandwidth. Selain itu, dukungan SSH memastikan bahwa semua transfer file dilakukan dengan aman. Sobat server dapat dengan mudah menyesuaikan perintah rsync sesuai dengan kebutuhan dan mengatur pencadangan otomatis untuk menjaga data tetap terlindungi.
Dengan pengetahuan ini, sobat server dapat mencadangkan file dengan lebih percaya diri, memastikan bahwa data selalu aman dan siap untuk dipulihkan kapan saja diperlukan. Jangan lupa untuk secara rutin memeriksa hasil pencadangan dan pastikan bahwa sistem yang digunakan untuk menyimpan cadangan juga terlindungi dan memiliki kapasitas penyimpanan yang memadai.